Al-Muhajirin

Keutamaan Shalat Sunnah di Rumah
إِنَّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ صَلاَةُ الْمَرْءِ فِى بَيْتِهِ إِلاَّ الْمَكْتُوبَةَ
Sesungguhnya shalat seseorang yang paling afdhal adalah shalat yang dikerjakan di rumahnya, kecuali shalat wajib. [HR. Bukhari 731, Muslim 1861 dan yang lainnya]
Namun, bagaimana jika dikerjakan di rumah menyebabkan kita tidak mendapatkan shaf pertama untuk berjamaah? Lebih dianjurkan untuk shalat rawatib qabliyah di masjid, agar mendapat shaf pertama ketika shalat berjamaah.

Jum'at - 2015-05-22

Ringkasan Khutbah Jumat 2015-05-22

Marilah kita senantiasa mempersiapkan bekal kehidupan akhirat kita dengan amal-amal sholeh, karena sesungguhnya Allah S.W.T. akan menghitung amal perbuatan kta.

Pada saat ini kita telah memasuki Bulan Suci Sya'ban, bulan yang terletak di antara Bulan Rajab dan Ramadhan, bulan yang sering dilalaikan orang banyak, sebagaimana Allah S.W.T. telah bersabda bahwa Bulan ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu terletak diantara bulan Rajab dan Ramadhan.

Bulan Sya'ban adalah bulan yang istimewa, keutamaan Bulan Sya'ban adalah diangkatnya amal-amal perbuatan manusia kepada Allah S.w.T. Keistimewaan lain dari Bulan Sya'ban yaitu terletak ditengahnya yang kita kenal namanya dengan Nishfu Sya'ban.

Rasulullah S.A.W. bersabda bahwa:


ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ Bulan (Sya’ban) ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu (terletak) antara bulan Rajab dan Ramadhan. Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam.
(HR. An-Nasa’I; hasan)

Rasulullah S.A.W. bersabda bahwa sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam Nishfu Sya'ban lalu Dia mengampuni seluruh makhlukNya kecuali yang berbuat syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya.

Itulah dua keutamaan Bulan Syaban, dimana diangkatnya amal perbuatan manusia dan Allah S.W.T. turun ke langit dunia, lalu Dia mengampuni dosa-dosa seluruh makhluk, kecuali yang melakukan perbuatan syirik dan yang bertengkar dengan saudaranya. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan Bulan Sya'ban ini dengan sebaik-baiknya karena didalamnya penuh dengan keberkahan-keberkahan.

Kemudian amal apakah yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika di Bulan Sya'ban ini. Yang pertama diantara amalan-amalan Bulan Sya'ban yang dicontohkan oleh Baginda Rasululah adalah memperbanyak puasa sunnah. Sebagimana diriwayatkan bahwa:


قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Aku (Usamah bin Zaid) berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di satu bulan melebihi puasamu di bulan Sya’ban.” Rasulullah menjawab, “Ini adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah, aku sedang berpuasa.
(HR. An-Nasa’I; hasan)

Kemudian Ummul Mukminin Aisyah juga menggambarkan kebiasaan nabi yang menunjukkan amal di Bulan Sya'ban ini.


لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berpuasa sunnah di satu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Sya’ban.
(HR. Al Bukhari)

Dalam ungkapan bahasa Arab, sebulan penuh dapat dikatakan untuk mengungkapkan sebagian besar hari dari suatu bulan. Adapun mengkhususkan berpuasa pada satu atau dua hari terakhir Sya'ban hukumnya adalah makruh kecuali berpuasa wajib akibat Nazar, Qada atau kafarat ataupun puasa sunnah yang sudah biasa dia lakukan.

Rasulullah bersabda bahwa:


لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدُكُمْ رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ ، إِلاَّ أَنْ يَكُونَ رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمَهُ فَلْيَصُمْ
Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari sebelumnya. Kecuali seseorang yang (memang seharusnya/biasanya) melakukan puasanya pada hari itu. Maka hendaklah ia berpuasa
(HR. Al Bukhari)

Amalan kedua pada Bulan Sya'ban adalah melunasi hutang-hutang puasa, khusunya bagi kaum muslimah, sebagaimana Aisyah R.A. menyampaikan bahwa:


كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ . قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنَ النَّبِىِّ أَوْ بِالنَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم
Aku punya hutang puasa Ramadan, aku tak dapat mengqadhanya kecuali di bulan Sya’ban, karena sibuk melayani Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
(HR. Al Bukhari)

Oleh karena itu bagi kita yang belum mengqada puasa-puasa kita sebelumnya hendaklah kita ganti di Bulan Sya'ban ini.

Kemudian amalan ketiga pada Bulan Sya'ban ini adalah memperbanyak amalan ibadah pada umumnya, baik menggiatkan shalat rawatib, shalat malam, tilawah Qur'an, sedekah dan lain-lain. Oleh karena Bulan Sya'ban ini bulan diangkatnya amalan kita, maka alangkah baiknya ketika amal kita diangkat, amal kita benar-benar bagus pada bulan ini.


Demikian catatan ini, semoga bermanfaat.

Sumber:admin

Tidak ada komentar :

Posting Komentar