Al-Muhajirin

Keutamaan Shalat Sunnah di Rumah
إِنَّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ صَلاَةُ الْمَرْءِ فِى بَيْتِهِ إِلاَّ الْمَكْتُوبَةَ
Sesungguhnya shalat seseorang yang paling afdhal adalah shalat yang dikerjakan di rumahnya, kecuali shalat wajib. [HR. Bukhari 731, Muslim 1861 dan yang lainnya]
Namun, bagaimana jika dikerjakan di rumah menyebabkan kita tidak mendapatkan shaf pertama untuk berjamaah? Lebih dianjurkan untuk shalat rawatib qabliyah di masjid, agar mendapat shaf pertama ketika shalat berjamaah.

Jumat 2015-06-12

Ringkasan Khutbah Jumat 2015-06-12

Segala sesuatu yang kita hadapi akan lebih baik hasilnya jika kita dahului dengan niat yang disertai dengan persiapan sebelumnya. Tak terkecuali dengan Ramadhan. Apalagi ia merupakan tamu yang sangat istimewa dan sudah lama kita rindukan kehadirannya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ. شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ. Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka, barang siapa di antara kalian sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Wajib bagi orang-­orang yang berat menjalankannya, (jika mereka tidak berpuasa), membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang mengerjakan kebajikan dengan kerelaan hati, itulah yang lebih baik baginya. Berpuasa lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan-­penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Oleh karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, hendaklah ia ber­puasa pada bulan itu, dan barangsiapa yang sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggal­kan itu pada hari-hari yang lain. Allah meng­hendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak meng­hendaki kesukaran bagi kalian. Hendaklah kalian mencukupkan bilangan (bulan) itu dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberi­kan kepada kalian supaya kalian bersyukur.
[Al-Baqarah (2) ayat 183-185]

Dalam hadits Abdullah bin Umar riwayat Al-Bukhâry dan Muslim, Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa puasa adalah salah satu rukun Islam yang agung dan mulia.

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ Islam dibangun di atas lima (perkara, pondasi): Syahadat Lâ Ilâha Illallâh wa Anna Muhammadan ‘Abduhu wa Rasûluhu, mendirikan shalat, me­ngeluarkan zakat, berhaji ke Rumah Allah, dan berpuasa Ramadhan

Sehubungan dengan akan datangnya Bulan Ramadhan, adabaiknya jika kita persiapkan dengan baik agar kita bisa bersamanya dengan baik, dan kebersamaan yang baik akan membawa hasil yang baik pula dikemudian hari. Adapun beberapa hal yang perlu kita persiapkan adalah:


Pertama, persiapan ilmu.
Hal pertama dan yang sangat penting dalam menjalankan setiap ibadah agar amalan kita memperoleh pahala yang berlimpah adalah bahwa kita memiliki ilmu dalam menjalankannya. Demikian pula halnya dengan ibadah puasa di Bulan Ramadhan, akan jauh lebih baik jika kita memiliki wawasan dan pemahaman yang benar dan cukup tentang Ramadhan dan hal-hal yang terkait dengannya. Ilmu harus kita dahulukan sebelum beramal. oleh karena itu, sebaiknya kita tingkatkan diri kita dalam mencari ilmu, baik dengan membaca atau menghadiri majelis-majelis ilmu. Janganlah pemahaman hal-hal yang berhubungan dengan Bulan Ramadhan justru diperoleh pada saat akhir Ramadhan atau bahkan setelah kita lalui Bulan Ramadhan, meskipun bukan hal yang sia-sia, namun hal itu dapat mengurangi keuntungan kita di bulan penuh berkah ini.


Kedua, persiapan semangat.
Salafus-shaleh biasa membaca doa ini: "Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan pertemukan kami dengan Ramadhan." disamping doa, Semangat Ramadhan harus kita miliki jauh-jauh hari sebelum ia tiba. Untuk dapat meningkatkan semangat ini dapat kita lakukan dengan memperbanyak ibadah sunnah. Selain itu, menjelang Bulan Ramadhan jangan sampai kita melakukan perbuatan yang mendekati maksiat dalam berbentuk apapun, sekecil apapun, namun bukan berarti di bulan lainnya dibolehkan. Hal ini bermanfaat agar dari jauh hari menjelang Ramadhan tiba, kadar keimanan kita sudah meningkat. Sehingga, pada saat kita memasuki Bulan Ramadhan kita telah terbiasa dengan berbagai kebaikan dan jauh dari keburukan. Jangan sampai terjadi lagi, kenikmatan Ramadhan baru kita rasakan justru di akhir-akhir Ramadhan.


Ketiga, persiapan fisik.
Hal yang tidak boleh kita lalaikan adalah tubuh kita. Mengingat aktifitas di bulan Ramadhan memerlukan fisik yang lebih prima dari bulan lainnya. Oleh karena itu, jika fisik kita lemah, kemulian yang dilimpahkan Allah pada bulan tersebut tidak dapat kita raih secara maksimal. Biasakan hidup sehat dengan mengatur pola makan, istirahat dan beraktifitas secara seimbang dan cukup berolah raga, agar tubuh kita prima saat Ramadhan tiba.


Keempat, persiapan harta.
Harta merupakan bagian dari hal yang perlu kita persiapkan. Bukankah lebih baik jika kita memiliki harta yang cukup pada Bulan Ramadhan, sehingga kita tidak disibukkan dengan mencari harta di bulan ini dan dapat fokus dalam menjalankan ibadah puasa ataupun ibadah sunnah lain di bulan yang suci ini. Lebih dari itu, persiapan harta dapat melipatgandakan sedekah atau infaq kita di bulan Ramadhan. Apalagi pahalanya dilipatgandakan oleh Allah dan Rasulullah telah mencontohkan kedermawanan yang sangat tinggi di bulan ini. Harus diingat pula bahwa, persiapan harta bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran secara berlebihan sebagaimana tradisi masyarakat kita selama ini, yang bahkan cenderung ke arah israf dan tabdzir.


Kelima, persiapan target peningkatan diri.
Agar terjadi peningkatan diri kita sesuai dengan yang kita harapkan, penting kiranya kita persiapkan target-target yang ingin kita capai di bulan Ramadhan nanti. Sebagai contoh adalah target untuk mengkhatamkan Al-quran atau menghafalnya, atau misalkan target untuk membaca kitab-kitab hadis atau kitab ilmu lainnya. Atau bahkan target positif yang semisal dengannya yang memberikan manfaat bagi kita dunia maupun akhirat. Baik dari sisi kwalitas maupun kwantitasnya. Pembuatan target capaian bulan Ramadhan akan memacu kita untuk beramal lebih baik lagi dari sebelumnya. Semoga karunia terbesar di bulan Ramadhan dapat kita raih secara maksimal. Mari kita jadikan Ramadhan tahun ini lebih baik dan bermakna dari yang telah kita lalui sebelumnya!.


Sumber : Pertinggal DKM

Tidak ada komentar :

Posting Komentar